Minggu, 21 Agustus 2011

Petakan Bencana, Tim Stafsus Presiden Temukan Situs-situs Purbakala

Posted On 01.37 by meteorfreakz.tk

www.lakubecik.org
 
 Jakarta - Tim katastropik purba dari staf khusus presiden bidang bencana dan bantuan sosial saat ini sibuk memetakan kegempaan di Indonesia. Namun siapa sangka, selama proses tersebut banyak situs-situs purbakala yang terungkap. Wah!

Koordinator tim, Erik Rizki menjelaskan, penemuan-penemuan purbakala itu sifatnya hanya kebetulan saja. Tujuan utama tim bentukan Andi Arief ini adalah untuk melihat berbagai bencana yang terjadi di masa lampau.

"Sekarang itu catatan tidak lengkap. Hanya 200 tahun lalu, baik di BMKG maupun di badang Geologi. Catatan bencana itu tidak tercatat dengan baik, apalagi catatan sebelum 1 masehi. Padahal berdasarkan hipotesis peneliti kami, bencana gempa dan tsunami itu berulang," jelas Erik saat berbincang dengan detikcom, Kamis (28/7/2011).

Dengan mengetahui karakter bencana masa lalu, maka tim ini bisa memetakan potensi gempa yang akan terjadi pada masa depan. Erik mencontohkan peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Menurut dia, kejadian dahsyat bukan kali pertama terjadi. Ratusan tahun lalu, bumi Serambi Mekkah juga pernah tergerus tsunami yang menewaskan ratusan orang.

"Berdasarkan penelitian, terjadi bencana tsunami 1.400-an dan itu terjadi dua kali. Menghabiskan seluruh penduduk di sana," terang Erik.

Karena itu, Erik dan timnya terus berkelana memetakan potensi bencana di Tanah Air. Termasuk di Pulau Jawa dan pulau-pulau berpenduduk padat lainnya. "Itu fungsi kami sebagai pegawai negara," imbuhnya.

Nah, seiring dengan tugas itu, tak jarang ditemukan berbagai hal yang berbau purbakala. Saat meneliti tsunami di Aceh misalnya, tim yang dipimpin lulusan Geofisika dan Meteorologi ITB ini tak sengaja menemukan masjid.

"Ada masjid yang dibangun di atas candi di kedalaman 10 meter. Diindikasikan berada 10 meter ke bawah tanah," terangnya.

Dari hasil penelitian paleotsunami, tim ini juga menemukan keramik dan tembok di kedalaman 2-3 meter di Aceh. Tidak hanya itu, indikasi adanya candi yang tersembunyi di bawah tanah di Karawang juga ditemukan oleh tim.

Bagaimana dengan indikasi adanya piramida di Gunung Lalakon Bandung? Erik mengaku tim ini juga sempat melakukan pemantauan. Namun karena fokus mereka pada pemetaan gempa, temuan itu tidak terlalu diseriusi.

Temuan yang paling menarik adalah kanal-kanal yang terletak di Trowulan, Jawa Timur. Di sana, terbentang kanal raksasa yang memiliki lebar 20-50 meter dan memanjang hingga 9-11 kilometer.

"Kami berhipotesis kanal-kanal itu dibangun sebelum Majapahit didirikan. Kemungkinan kanal-kanal dibangun menggunakan mud volkano, lalu dialirkan sampai kali brantas. Ini menarik, nggak pernah tercatat di buku kertagama dan catatan lain-lain, terkubur karena bencana," paparnya.

Yang paling mutakhir adalah kabar penemuan perabadan kuno di Selat Sunda. Menurut Erik, memang ada seorang peneliti yang pernah menyelam di Selat Sunda hingga kedalaman 6.500 meter. Peneliti tersebut bahkan sempat melihat patahan-patahan yang menyerupai kota. Namun, butuh penelitian panjang untuk membuktikan hal tersebut.

"Ada semacam seperti kota, relief dasar laut. Tapi harus diteliti ulang. Lebih mirip patahan di kedalaman," terangnya.

(mad/anw)
 


Dugaan Candi Terkubur di Jawa Sedang Diteliti

Posted On 01.29 by meteorfreakz.tk

IST






INILAH.COM, Jakarta - Tim untuk membuktikan dugaan adanya candi yang terkubur di sejumlah lokasi di Jawa dan Sumatra, sudah terbentuk. Saat ini, penelitian sedang berlangsung.

"Jika candi itu benar-benar terkubur di dalamnya, maka itu akan menjadi benda arkeologi untuk mengungkap peradaban di Indonesia," ujar asisten staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana, Wisnu Agung, kepada INILAH.COM, Rabu (30/3/2011).

Wisnu menjelaskan keyakinan adanya candi-candi yang terkubur di Jawa dan Sumatera bisa dilihat dari hipotesa dua ilmuwan dunia, yaitu Profesor Arsyo Santos dan Profesor Stephen Openheimer.

Kedua ilmuwan tersebut, lanjutnya, mempublikaskan hipotesanya bahwa daratan Atlantis yang tenggelam itu adalah Daratan Sunda. Mereka percaya bahwa letusan Krakatau berkaitan dengan musnahnya Kerajaan Kuno
pada sekitar 11.600 tahun lalu.

"Selain itu, kita teliti menggunakan citra satelit, data seismik dan tiga dimensi bahwa terdapat bukit yang bentuknya di luar kebiasaan struktur bukit. Bukit-bukit itu terlihat bukan terbentuk oleh alam, tetapi seperti gundukan tanah yang mengubur bangunan," imbuhnya.

Wisnu menambahkan tim penelitian sudah bekerja delapan bulan lalu, yang terdiri dari tim ahli gempa dan geologi bersama tim staf khusus
presiden bidang bantuan sosial dan bencana alam. Awalnya, tim meneliti patahan lempengan gempa. Secara tak sengaja, indikasi adanya candi dan bangunan berbentuk paramida ditemukan di sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Lampung, Bengkulu, Jambi, Palembang dan Garut.

"Sejauh ini, para peneliti belum bisa memastikan 100 persen dugaan
mereka terkait bangunan menyerupai candi dan piramida. Soalnya, untuk
membuktikannya dibutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi," tegasnya.

"Kita bersama tim ahli bukan mencari piramida atau benua atlantis, tapi lebih dari itu berupaya mencari bukti bencana-bencana purba," tambahnya. [bar]

sumber


Wow! Ada Candi & Piramid Terkubur di Jawa-Sumatra

Posted On 01.24 by meteorfreakz.tk

Inilah salah satu bukit di Pulau Jawa yang dicurigai mengubur candi. - inilah.com
INILAH.COM, Jakarta – Sejumlah candi dan bangunan berbentuk piramida diperkirakan terkubur di beberapa lokasi di Pulau Jawa dan Sumatra. Kecurigaan akan adanya bangunan yang diduga candi atau piramida tersebut muncul secara tidak sengaja ketika dilakukan penelitian mengenai patahan gempa.Penemuan tersebut terjadi secara kebetulan saat tim Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam meneliti patahan gempa di Jawa dan Sumatra sejak delapan bulan lalu. Lokasi yang diteliti berada di Jawa Barat, Lampung, Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Garut.
Para peneliti merasa curiga karena di wilayah itu terdapat bukit yang bentuknya di luar kebiasaan struktur bukit. Bukit-bukit itu terlihat bukan terbentuk oleh alam, tetapi seperti gundukan tanah yang mengubur bangunan.
Namun, menurut Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, penemuan itu masih harus diperdalam lagi. “Masih harus diperdalam lagi informasi itu, belum bisa dipastikan 100 persen,” kata Anda Arief kepada INILAH.COM, Sabtu (26/3/2011).
Menurut sumber yang menolak disebutkan namanya, bukit-bukit tersebut sudah diteliti menggunakan citra satelit, data seismik dan citra tiga dimensi. Saat ini penelitian juga masih berlangsung. Yang pasti, menurut Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Iwan Sumule, jika candi itu benar-benar terkubur di dalamnya, maka itu akan menjadi benda arkeologi untuk mengungkap peradaban di Indonesia.

sumber