Minggu, 10 Juni 2012

India, Ghana, Afsel & Kongo SUDAH membuat tablet murah

Posted On 15.59 by meteorfreakz.tk


Aakash Tablet Murah Untuk Pelajar India
Harga untuk pelajar hanya $35 ( Rp.350.000an)

Image

Perusahaan perangkat lunak lokal india telah merilis sebuah tablet yang sangat murah, tablet ini diluncurkan untuk membantu pejalar india dalam hal pendidikan. Tablet dengan label Aakash ini dibanderol seharga 35 USD, dan jika harga tersebut dirupiahkan maka lebih kurang 300 ribu rupiah.

Aakash tablet memiliki spesifikasi yang lumayan, diantaranya layar 7 inci dengan menggunakan chip Connexant 366MHz, memori internal 2 GB dan 256 MB RAM. Untuk tahap pertama perusahaan yang bersangkutan DataWind akan mengeluarkan 100 ribu unit tablet pada bulan depan.

Image

Image

Pemerintah india mengharapkan, dengan kehadiran tablet murah ini dapat lebih mudah dalam mengakseskan internet, mengingat penduduknya hanya memiliki 8 persen yang mendapatkan akses internet secara pribadi.

Menteri Komunikasi India Kapil Sibal mengatakan, seluruh pelajar india harus memiliki tablet murah besutan DataWind ini, dan jika masyarakat umum ingin memiliki tablet ini, maka mereka harus membayar dengan harga yang lebih mahal yaitu 61 USD atau sekitar 600 ribuan dengan fitur yang lebih lengkap jelasnya.

sumber
http://lintasfacebook.blogspot.com/2011 ... india.html


Komputer Tablet Afrika Siap Bersaing
Afrika Selatan, Ghana, dan Kongo memproduksi komputer tablet lokal.


Image

VIVAnews – Sejumlah negara di benua Afrika seperti Afrika Selatan, Ghana, dan Kongo mengembangkan komputer tablet murah produksi dalam negeri untuk meruntuhkan dominasi tablet merek dunia di negara mereka masing-masing.

Perusahaan dan inovator di benua Afrika kini bisa berbangga hati karena komputer tablet lokal buatan mereka sudah bisa diproduksi massal. Afrika Selatan misalnya telah merilis tablet dengan nama TOUCH7. Sementara di Ghana, komputer tablet sejenis dipasarkan dengan nama KPad.

Tak berbeda dengan desain dan fitur yang terdapat pada tablet buatan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan China, tablet-tablet lokal di Afsel, Ghana, dan Kongo ini juga dilengkapi dengan fitur serupa, namun dipasarkan dengan harga jauh lebih rendah.

Tablek-tablet lokal made in Africa ini membidik masyarakat kelas menengah Afrika yang dinilai merupakan pangsa pasar besar bagi produk-produk tersebut. Mereka bertekad meruntuhkan dominasi merk-merk ternama dunia seperti Apple, Samsung, dan Huawei.

Komputer tablet asli Afrika ini akan membidik 90 persen pangsa pasar di Afrika yang sebelumnya telah diisi oleh merk-merk dunia tersebut. Untuk itu, rata-rata tablet keluaran Afrika ini dibanderol seharga US$245 atau sekitar Rp2 juta.

Kehadiran berbagai tablet murah ini diharapkan dapat menyaingi produk impor yang harganya cukup mahal.

sumber
http://teknologi.vivanews.com/news/read ... p-bersaing

gambar: Google


Wow, Pria Ini Setahun Hidup Tanpa Uang Sepeser Pun

Posted On 15.55 by meteorfreakz.tk

Wow, Pria Ini Setahun Hidup Tanpa Uang Sepeser Pun

BRISTOL, KOMPAS.com — Mark Boyle (30) selama setahun ini melakoni hidup tanpa membelanjakan uang sepeser pun. Ia mengatakan, itu merupakan momen paling bahagia dalam hidupnya dan dia akan melanjutkan gaya hidup tersebut.

Image

Image

Boyle selama 12 bulan terakhir menjadi seorang freeccomist. Ia menjalani gaya hidup mandiri di sebuah caravan di Timsbury, dekat Bath, Inggris, dengan menanam bahan makan annya sendiri dan menggunakan kembali sampah-sampah yang dibuang orang lain. Dia mengatakan, dengan tidak membelanjakan uang sepeser pun, ia jadi lebih bahagia, dan kini berikrar untuk melanjutkan cara hidup tanpa uang itu.

Image

Dia bisa mendaur di mana saja. Teleponnya hanya untuk menerima panggilan. Shower-nya menggunakan tenaga matahari. Dia mendapatkan pakaian bekas atau dari website daur ulang.

Boyle, seorang sarjana ekonomi kelahiran Irlandia dan matan pengusaha, punya blog yang berkisah tentang gaya hidupnya. Untuk menghidupkan laptop, dia menggunakan energi bertenaga matahari dan fasilitas internet gratis di sebuah perternakan lokal.

Image

Image

"Itu merupakan saat paling bahagia dalam hidup saya, dan saya akan meneruskannya. Saya tidak melihat alasan untuk kembali ke dunia yang berorientasi uang. Hidup tanpa uang sangat membebaskan. Tentu ada tantangan, tetapi saya tidak punya stres terkait rekening bank, tagihan, kemacetan, dan berlama-lama dalam sebuah pekerjaan yang tidak saya sukai."

"Bagian yang tersulit adalah sosialisasi dengan teman-teman, saya kehilangan aspek itu. Sebagai ganti pergi ke pub, saya membuat api unggun, bermain musik atau pergi jalan-jalan," katanya.

Dia pernah mencoba untuk berjalan kaki dari Bristol, Inggirs, menuju India dengan bergantung pada kebaikan dan keramahan orang lain. Namun, ia harus menghentikan upaya itu sebulan kemudian setelah mengalami kesulitan di Perancis.

Kata Boyle, "Dalam 20 tahun ke depan, orang akan mulai menentukan apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka harus hidup. Prioritas saya adalah menggunakan kembali hal-hal yang orang buang, lalu membangun sebuah infrastruktur berkelanjutan bagi masa depan. Faktanya, saya telah memutuskan untuk melanjutkan gaya hidup ini yang merupakan rekomendasi terbaik yang bisa dilakukan setiap orang."

Boyle seorang vegetarian. Sekarang dia berencana untuk mempromosikan gerakan freeconomy melalui blog-nya. Dia juga mengajari keterampilan bagaimana hidup secara sederhana.

Saat ini dia sedang merayakan akhir dari "perjalanannya" selama setahun dengan menjadi tuan rumah untuk Freegan Festival di Hamilton House, Bristol. Di situ dia memasak tiga menu makan an gratis untuk umum.

sumber
http://internasional.kompas.com/read/20 ... epeser.Pun
Gambar : google